ATRIBUT INOVASI DAN TINGKAT ADOPSI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan
saat ini menghadapi berbagai tantangan dan
persoalan, diantaranya adalah : Bertambahnya jumlah penduduk yang
sangat cepat dan sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan, berkembangnya ilmu pengetahuan yang
modern, berkembangnnya teknologi yang
modern dan
semakin berat lagi dirasakan jika persoalan datang baik dari dalam maupun luar
sistem pendidikan itu sendiri diantaranya adalah: Sumber-sumber yang makin terbatas
dan belum dimanfaatkannya sumber yang ada secara efektif dan efisien.Sistem
pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulum belum serasi, relevan, suasana belum menarik dan
sebagainya. Pengelolaan
pendidikan yang belum mekar dan mantap,
serta
belum peka terhadap perubahan dan tuntutan keadaan baik masa kini maupun masa
akan datang. Masih
kabur dan belum mantapnya konsepsi tentang pendidikan dan interpretasinya dalam
praktik. Dari semua masalah diatas untuk
menghadapinya diperlukan gagasan-gagasan baru atau ide-ide baru dalam
pendidikan yang dinamakan inovasi pendidikan.
Secara sederhana inovasi
adalah pembaharuan atau perubahan ditandai dengan adanya hal yang baru. Upaya
untuk mencari hal yang baru itu diantaranya untuk memecahkan suatu permasalahan
yang dihadapi seseorang atau sekelompok orang. Dengan demikian suatu idea atau
temuan baru jika tidak menyelesaikan suatu masalah tidak bisa dklasifikasikan
sebagai suatu inovasi. Inovasi sebagai
suatu gagasan atau ide yang diterima sebagai sesuatu hal yang baru oleh
seseorang atau sekelompok untuk diadopsi.Gagasan ini bisa cepat
dan lambat diterima masyarakat tergantung berbagai hal.
Dalam
kehidupan sehari-hari setiap orang seringkali bertanya mengapa orang lain (atau
dirinya sendiri) menunjukkan suatu perilaku tertentu. Pertanyaan-pertanyaan ini mencerminkan beberapa hal yang ingin dijawab
oleh teori atribusi. Teori atribusi adalah teori tentang bagaimana manusia
menerangkan perilaku orang lain maupun perilakunya sendiri dan akibat dari
perilakunya yang dipertanyakan, misalnya : sifat-sifat, motif, sikap, Untuk
memperjelas kaitan antara inovasi dengan cepat lambatnya proses penerimaan
(adopsi) akan berhubungan dengan atribut inovasi. Inovasi
ini akan cepat menyebar atau diterima
oleh adopter tergantung pada karakteristik inovasi itu sendiri dan kebutuhan
adopter. Namun menurut Zatman,Ducan dan
Holbel bahwa cepat atau lambatnya diterima oleh masyarakat dipengaruhi oleh
atribut inovasi. Sehingga dalam
makalah ini penulis
akan membahas atribut
inovasi serta karakteritik inovasi dan tingkat adopsi.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah
yang akan dibahas definisi atribut inovasi,hal-hal apa saja yang termasuk atribut inovasi dan tingkat adopsi serta karakteristik inovasi
Manfaat
penulisan
Memberikan gambaran tentang definisi atribut inovasi,hal-hal apa yang termasuk dalam
atribut inovasi dan tingkat adopsi serta karakteristik inovasi.
PEMBAHASAN
Atribut Inovasi
Atribut
inovasi adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya laju
suatu inovasi untuk diadopsi oleh anggota sistem sosial. Atribut inovasi juga
dapat diartikan sesuatu yang dapat mempengaruhi suatu inovasi diterima atau
tidak oleh suatu anggota sistem sosial.
Zaltman,
Duncan dan Holdbek megemukakan bahwa cepat lambatnya penerimaan inovasi
dipengaruhi oleh atribut inovasi sendiri.
Berikut
beberapa atribut inovasi menurut
(Zaltman,1973:
32-50) :
1.Pembiayaan
(cost), Cepat
lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh pembiayaan pada awal penggunaan
ataupun pembiayaan untuk pembinaan selanjutnya.Walaupun diketahui pula bahwa
biasanya tingginya pembiayaan ada kaitanya dengan kualitas inovasi itu sendiri
.Misalnya penggunaan modul di sekolah dasar.
2.Balik
moda (Return to investmen), Atribut ini hanya ada pada inovasi
dibidang perusahaan dan industri.Untuk pendidikan atribut ini sukar
dipertimbangkan karena hasil pendidikan tidak dapat diketahui nyata dalam waktu
singkat.Suatu inovasi akan mudah dilaksanakan kalau hasilnya dapat dilihat
sesuai dengan modal yang dikeluarkan
3.Efisiensi, Inovasi akan cepat diterima jika
pelaksanaanya dapat menghemat waktu dan terhindar dari berbagai macam hambatan.
4.Resiko
dan ketidakpastian (Risk
and Uncertainty), Untuk
penyebaran inovasi perlu mempertimbangkan resiko yang akan terjadi, misalnya
kaitan antara pembangunan perumahan
harus mempertimbangkan dampak dari lingkungan sekitar
5.Mudah
dikomunikasikan (Communicability), Artinya sutu inovasi akan cepat
diterima adopter jika mudah dikomunikasikan dan disebarluaskan.
6.Kompatibilitas (Compatibility), Suatu inovasi akan cepat diterima
jika sesuai dengan kebutuhan, keyakinan, norma, pengalaman masa lalu tentang inovasi, pendidikan dan tingkat ekonomi
penerimanya. Keadaan dimana suatu inovasi dipandang konsisten dengan nilai-nilai yang
ada, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan potensil adopter, atau inovasi itu
dipandang sesuai dengan nilai
social yang ada.
7.Kompleksitas (Complexity), Jika inovasi sukar atau sulit
dimengerti maka akan sulit
penyebaranya. Tingkat
kesukaran ini meliputi konsep dan
cara menggunakanya. Misalnya inovasi penggunaan modul disekolah akan
lebih cepat diterima dari pada penggunaan computer disekolah, karena penggunaan
computer lebih kompleks dari pada penggunaan modul.
8.Status
Ilmiah (Scientific status), Jika inovasi memenuhi syarat ilmiah
maka akan mudah diterima kebenaranya oleh masyarakat .Inovasi yang berstatus
ilmiah akan memenuhi syarat kehandalanya (reliaable),valid dan dapat digunakan. Perlu ditambahkan bahwa tidak semua inovasi berstatus
ilmiah tentu cepat diterima, demikian pula sebaliknya tidak semua inovasi yang
bersifat tidak ilmiah tentu ditolak. Hanya inovasi yang bersifat
ilmiah mempunyai pengaruh terhadap kecepatan penyebarannya.
9.Kadar
keaslian(point of origin),
Pada
dasarnya masyarakat menyukai barang yang asli dengan dasar pemikiran barang
yang asli kualitasnya lebih baik.Namun jika kita lihat dari sudut pandang yang
lain barang tiruan kadang justru lebih menarik misal karena bentuknya yang
lebih indah atau harganya yang relatif murah.
10.
Dapat dilihat kemanfaatanya(Perceived relatif advantage), Inovasi yang dapat didemonstrasikan
baik cara menggunakanya maupun hasilnya,
akan
tampak kemanfaatanya bagi penerima,
sehingga akan cepat diterima.
11.Dapat
dilihat batas sebelumnya, suatu inovasi akan makin cepat diterima oleh masyarakat
apabila dapat dilihat batas sebelumnya.misalnya awalnya dalam suatu sekolah digunakan
terlebih dahulu modul pelajaran matematika, artinya sudah dicoba modul
matematika terlebih dahulu secara utuh tetapi belum pada bidang studi lain.
Setelah bidang studi matematika berhasil baik, maka di cobakan pada bidang
studi yang lain.
12.Keterlibatan
sasaran perubahan, inovasi dapat mudah diterima oleh masyarakat apabila warga
masyarakat diikutsertakan dalam setiap
proses yang dijalani.
13.Hubungan
interpersonal, jika
hubungan interpersonal baik maka dapat mempengaruhi temanya untuk menerima
inovasi. Dengan hubungan
yang baik orang yang menentang akan menjadi bersikap lunak, orang yang simpati
akan menjadi tertarik dan orang yang tertarik akan menjadi simpati.
14.Kepentingan
umum dan pribadi (publicness versus privateness), Inovasi yang bermanfaat untuk
kepentingan umum akan lebih cepat diterima daripada inovasi yang ditujukan pada
kepentingan sekelompok saja.
15.Penyuluh
Inovasi (gatekeepers) Untuk melancarkan
hubungan dalam usaha mengenalkan inovasi kepada organisasi sampai organisasi
mau menerima inovasi diperlukan sejumlah orang yang diangkat menjadi penyuluh
inovasi.Misalnya penyuluh KB.
Dengan
berbagai macam atribut inovasi dapat
mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan suatu inovasi. Dengan memahami atribut tersebut para pendidik dapat
menganalisa inovasi pendidikan yang sedang disebarluaskan, sehingga dapat
memanfaatkan hasil analisisnya untuk membantu proses penerimaan inovasi.
Karakteristik inovasi
Suatu
inovasi jika didifusikan kepada calon adopter, maka yang dilakukan oleh calon
adopter adalah melakukan penilaian atas karakteristik dari inovasi tersebut
setelah mereka memiliki pengetahuan yang cukup mengenai inovasi tersebut.
Penilaian tentu saja dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya setelah calon
adopter memperoleh informasi yang cukup mengenai segala sesuatu yang berkaitan
dengan inovasi. Penilaian yang dilakukan oleh calon adopter didasarkan kepada
persepsi masing-masing, dan sangat dipengaruhi oleh latar belakang pribadi dan
sosialnya.Persepsi adopter terhadap sesuatu biasanya berkenaan dengan
keuntungan relatif, kesesuaian, kerumitan, kemudahan diamati, dan kemungkinan
dicoba dari inovasi.
Cepat
atau lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat dipengaruhi oeh karaktristik inovasi itu
sendiri misalnya penyebarluasan penggunaan kalkulator dan blue jean dalam waktu
1 sampai 5 tahun sudah merata keseluruh Amerika Serikat sedangkan penggunaan
sabuk pengaman bagi pengendara mobil baru tersebar merata sampai beberapa puluh
tahun. Everette M Rogers (1993:14-16)
mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya
penerimaan inovasi, sebagai
berikut:
1.Keuntungan
Relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap
menguntungkan bagi penerimanya.Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu
inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya atau mungkin dari faktor
status sosial(gengsi), kesenangan, kepuasan atau karena mempunyai komponen yang
sangat penting. Makin
menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya inovasi.
2.Kompatibel (compatibility) ialah tingkat
kesesuaian inovasi dengan nilai (values), pengelaan lalu dan kebutuhan dari
penerima.Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini oleh
penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dngan norma yang
ada.Misalnya penyebarluasan
penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat yang keyakinan agamanya melarang
penggunaan alat tersebut.maka tentu saja penyebaran inovasi akan terhambat.
3.Kompleksitas(complexy)
ialah tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi
penerima.Suatu inovasi yang mudah dimengerti
dan mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar,sedangkan inovasi
yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses
penyebaranya. Misalnya masyarakat
pedesaan yang tidak mengetahui tentang teori penyebaran bibit penyakit melalui
kuman diberitahu oleh penyuluh
kesehatan agar membiasakan memasak air yang akan diminum karena air yang tidak dimasak jika
diminum dapat menyebabkan sakit perut.Tentu ajakan ini sukar diterima .Makin mudah dimengerti suatu
inovasi akan makn cepat diterima oleh masyarakat.
4.Trialiabilitas
(trialibility), ialah
dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerimanya.
Suatu inovasi yang dicoba akan diterima oleh masyarakat dari pada inovasi yang tidak dapat
dicoba lebih dulu.Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi gogo akan
cepat diterima oleh
masyarakat jika masyarakat dapat mencoba menanam dan dapat melihat hasilnya.
5.Dapat
diamati(observability),
ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi dengan berbagai macam atribut
inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan suatu inovasi. Misalnya penyebarluasan bibit unggul padi karena
petani dapat dengan mudah melihat hasilnya yang baik, maka dengan mudah petani
memutuskan menggunakan bibit unggul padi tersebut.
Tingkat
Adopsi
Tingkat
adopsi adalah kecepatan yang relatif dimana sebuah inovasi diadopsi oleh
anggota dari sistem sosial.
- Inovasi dipengaruhi keputusan dari individu yang biasanya diadopsi dengan cepat dari pada sebuah inovasi yang diadopsi oleh organisasi.
- Evaluasi inovasi oleh individu berasal dari pengalaman pribadi, persepsi, serta jaringan antar individu mengarahkan proses difusi dan menentukan tingkat adopsi inovasi.
Tingkat
adopasi dipengaruhi oleh
(a)
jenis keputusan inovasi (opsional, kolektif atau atas dasar otoritas),
(b)
jenis saluran komunikasi yang digunakan,
(c) norma, sifat kesalingterhubungan individu,
dst. dalam komunitas adopter dan
(d) upaya agen perubahan.
Selain
itu, ditemukan bahwa: sampai
tingkat kesadaran inovasi mencapai 20-30% tingkat adopsi rendah, sedangkan
setelah ambang tersebut tingkat kesadaran dan tingkat adopsi meninggi dan overadopsi adalah fenomena inovasi
diadopsi padahal menurut para ahli sebaiknya tidak diadopsi.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi
Memprediksi
keinovativan memperkirakan atau meramalkan suatu penyebaran inovasi di masa
yang akan datang. Prosedur
statistik yang dikembangkan untuk menganalisis dan menjelaskan varian dalam
suatu variabel terikat dalam kaitannya dengan berbagai variabel bebas adalah
korelasi ganda. Tujuan utama korelasi ganda adalah untuk memprediksi varian
maksimum dalam variabel terikat yang dalam hal ini adalah keinovativan. Variabel
prediktor yang paling banyak diteliti dan dihubungkan dengan keinovativan
adalah atribut inovasi. Bagaimanapun hasil-hasil penelitian tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memprediksi kecepatan adopsi inovatif. Beberapa pendekatan
yang berguna untuk membantu memprediksi
keinovativan antara lain adalah melalui :
1.
Ekstrapolasi dari kecepatan adopsi inovasi di masa lampau untuk inovasi lain di
masa depan
2.
Mendiskripsikan inovasi hipotesis pada adopter yang berpotensi dan menilai
atributnya untuk memprediksi kecepatan adopsi
3. Dengan
penelusuran penerimaan suatu inovasi pada tahap sebelum difusi atau ketika
dalam ujicoba. Tidak ada satu teknik pun yang
paling sempurna untuk memprediksi kecepatan adopsi suatu inovasi di masa depan.
Penelitian tentang prediksi keinovativan akan lebih berguna jika diarahkan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi keputusan inovasi oleh
individu. Selain variabel prediktor di atas
ada beberapa hal yang berdasarkan pengalaman dapat digunakan untuk memprediksi
keinovativan, yaitu masalah penamaan inovasi dan posisi penempatan
inovasi atau ‘positioning’, serta usaha agen pembaharuan.
Dalam dunia pendidikan banyak sekali
inovasi-inovasi yang bermunculan.Tetapi beberapa inovasi tidak bisa diterapkan
dengan baik contohnya pada kurikulum
KBK, adanya pelajaran TIK .Kenyataan
dilapangan ada beberapa sekolah yang berada diluar perkotaan tidak
menjalankanya.Untuk tahun ini saja akan diterapkan kurikulum 2013,semua sekolah
harus menggunakan kurikulum ini.Dalam kurikulum ini semua mata pelajaran ada
unsur TIK nya.Maka bisa diprediksikan
kurikulum ini akan lama laju difusinya secara sempurna mengingat keterbatasan
sarana dan sumberdaya ditambah lagi kurang ratanya pendidikan.
KESIMPULAN
Atribut
inovasi adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya laju suatu
inovasi untuk diadopsi oleh anggota sistem sosial. Atribut inovasi juga dapat
diartikan sesuatu yang dapat mempengaruhi suatu inovasi diterima atau tidak
oleh suatu anggota sistem sosial.Cepat
lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat dipengaruhi oleh karakteristik
inovasi itu sendiri.Rogers mengemukakan lima macam karakteristik inovasi yaitu:
keuntungan relatif, kompatibel, kompleksitas, triabilitas dan dapat diamai. Dan demikian juga dengan atribut
inovasi mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan suatu inovasi.Tingkat
adopsi dipengaruhi
oleh jenis keputusan inovasi (opsional,
kolektif atau atas dasar otoritas),
jenis saluran komunikasi yang digunakan,
norma, sifat kesalingterhubungan individu dalam komunitas adopter dan upaya
agen perubahan.
DAFTAR PUSTAKA
Everette
M. Rogers. 1983 . Diffusion of Innovation. New York: The Free Press A Division of Macmilan Publishing
Co.Inc
Gerald Zaltman,
Robert Duncan, Johny
Holbek. 1973. Innovation and Organization .A.
Willey –Interscience Publication John
Willey and Sons ,New York.London ,Sydney, Toronto
Udin
Syaefudin. 2008.
Inovasi
Pendidikan. Bandung:
Alpabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar